Topik :
Home » , , » Ketua Adat Papua Mohon Maaf Kepada Umat Muslim

Ketua Adat Papua Mohon Maaf Kepada Umat Muslim

Ketua Adat Papua mohon maaf kepada umat muslim di Indonesia. Hal tersebut menyusul kerusuhan di Tolikara.

Lenis Kogoya selaku Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua, yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Kepresidenan mengatakan,  sebelumnya tidak pernah terjadi konflik keagamaan di Papua. Budaya Papua tidak pernah mengajarkan orang mengganggu, terlebih melakukan pembakaran saat umat beragama sedang melangsungkan ibadah.
Ketua Adat Papua Mohon Maaf Kepada Umat Muslim
“Sejak Indonesia merdeka, Papua khusunya di Tolikara tak pernah terjadi konflik masalah agama dengan agama. Kami disana saling menghargai. Karena orang Papua diajarkan kebersamaan lebih tinggi. Apalagi saat hari raya, kita sangat harmonis sekali. Kalau konflik antar suku sudah sering tapi bisa dikendalikan. Kalau Idul Fitri kita adakan syukuran begitu sebaliknya. Kristen dan Islam berdiri dan berdoa bersama-sama,” jelas Lenis Kogoya saat menggelar konferensi pers di gedung Sekertariat Negara, Sabtu (18/07/2015).
Sebagai orang Papua, Lenis memohon maaf atas peritiwa yang menimpa Tolikara pada Jumat (17/07/2015) pagi tersebut. Pihaknya menghimbau kepada masyarakat khususnya di Tolikara agar tidak terprovokasi dengan adanya musibah tersebut.
Harapkan mediasi
Menurut Lenis Kogoya, insiden tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman dan kesalahan komunikasi satu sama lain, tidak ada unsur politik bahkan konflik agama.
“Saya mohon maaf kepada umat muslim yang terganggu dengan adanya kejadian ini. Saya harapkan masyarakat tidak terprovokasi kejadian ini. Ini musibah dan karena kesalahapahaman dan salah komunikasi saja. Kalau unsur politik atau konflik nggak ada,”tambahnya lagi.
Lenis Kogoya juga meminta kepada tokoh agama dan ketua adat untuk duduk besama memfasilitasi kedua belah pihak agar tidak menjadi masalah yang semakin besar.
“Tokoh agama dan ketua adat saya minta untuk melakukan mediasi dan menulusuri apa penyebabnya. Terus tanyakan ke Pemda dan kepolisian terkait dua agenda yang bersamaan ini mengapa bisa terjadi. Kalau terpakasa, tanyakan bagaimana sistem pengamanan yang dilakukan Kapolda kenapa bisa berakhir ricuh seperti ini,”pungkasnya.
Berdasarkan keterangan Lenis, akibat insiden tersebut 12 orang mengalami luka-luka dan satu orang tewas. Korban-korban tersebut merupakan pemuda GIDI yang nekat memicu kericuhan saat itu. Selain musholla, ada 13 kios ikut dibakar.
Share :
0 Komentar Blogger
Komentar Twitter
Komentar Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Twenty One | Dokumen Unik | Tribun Download
Copyright © 2011. Weekepedia - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger