Topik :
Home » » Pasangan Hidup Yang Sesuai Dalam Agama Buddha

Pasangan Hidup Yang Sesuai Dalam Agama Buddha


Dalam pandangan Agama Buddha perkawinan hanyalah merupakan salah satu pilihan hidup di antara banyak pilihan hidup lainnya. Seorang penganut agama Buddha dapat hidup menyendiri menjadi seorang bhikku/ni, samanera/ri, anagarini/silacarini ataupun hidup sendiri dirumah tanpa menikah. Perkawinan hanyalah merupakan salah satu cara untuk mencapai kebahagiaan. Apabila seseorang berniat berumah tangga maka hendaknya ia konsekuen dan setia dengan pilihannya, melaksanakan segala tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Orang yang demikian sesungguhnya adalah seperti seorang pertapa tetapi hidup dalam tumah tangga.
Sebelum mencapai tahap perkawinan, ada baiknya kita melewati masa perkenalan (pacaran) yang merupakan masa bagi kita untuk saling menjajaki satu sama lain. Ada beberapa faktor yang sebaiknya kita jadikan pertimbangan dalam mencari pasangan hidup yang baik. Terdapat 4 hal yang diuraikan dalam Anguttara Nikaya II,60. Hal tersebut adalah :

A. Kesamaan keyakinan (samma saddha)
Walaupun sering kali dianggap hal yang kurang diperhatikan. Ada baiknya bagi kita untuk mencari pasangan hidup yang sama keyakinannya (agama). Seringkali kita mendengar banyak muda mudi berkata bahwa cinta dapat mengalahkan segalanya. Tetapi jika mereka mau berpikir lebih jauh, bila nanti mereka mempunyai anak, sangatlah sulit untuk menentukan pembinaan agama bagi keturunannya. Orang tua akan terlibat perdebatan berkepanjangan karena menganggap agamanya yang paling baik ( walaupun mungkin dapat diselesaikan jika salah satu ada yang mengalah). Alangkah lebih baiknya jika kedua orang tua bersama anak-anaknya pergi ke Vihara bersama-sama daripada saling memisahkan diri.

B. Kesamaan kemoralan (samma sila)
Jika sudah sama agamanya yaitu Agama Buddha hendaklah pasangan memiliki kesamaan dalam menjalankan Sila yang baik. Alangkah bahagianya jika pasangan dapat harmonis dalam menjalankan Sila-Sila dalam Agama Buddha terutama Pancasila Buddhis. Hal ini akan menambah keharmonisan pasangan karena masing-masing telah mengerti akan Ajaran Sang Buddha dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Kesamaan kedermawanan (samma caga)
Jika pasangan mempunyai watak kedermawanan yang sama dan sesuai dengan Ajaran Sang Buddha maka mereka akan mengerti bahwa sesungguhnya cinta adalah memberi segalanya demi kebahagiaan orang lain.

D. Kesamaan kebijaksanaan (samma panna)
Bila masing masing pasangan memiliki kebijaksanaan yang sama. Maka segala permasalahan yang timbul dalam pacaran maupun pada saat membina pasangan hidup dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan ajaran Agama Buddha. Pasangan harus sama-sama mengerti bahwa masalah yang timbul semuanya adalah akibat ketidakpuasan dan ketidak-kekalan yang semuanya adalah dukkha. Maka jika pasangan memiliki kesamaan kebijaksanaan maka diharapkan masalah dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. sumber
Share :
0 Komentar Blogger
Komentar Twitter
Komentar Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Twenty One | Dokumen Unik | Tribun Download
Copyright © 2011. Weekepedia - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger